Dari sisi sifatnya, SSD dapat digolongkan menjadi dua, yaitu berbasis flash dan berbasis DRAM (Dynamic Random Access Memory). Di pasaran saat ini banyak kita temui teknologi SSD berbasis flash, misalnya Flash Disk, Secure Digital (SD Card), Micro SD Card, Multi Media Card (MMC) dan Compact Flash (CF). Sementara SSD dengan ukuran fisik sebesar hard-disk konvensional, yaitu ukuran 1,8 inci dan 2,5 inci dengan kapasitas hingga diatas 128 GB, sejak tahun 2008 sudah mulai populer di pasaran seiring dengan harganya yang makin terjangkau.
Ada banyak
kelebihan Solid State Drive jika dibandingkan dengan hard-disk konvensional,
diantaranya adalah:
1.
Waktu
mulai bekerja (start-up) yang lebih cepat. Hal ini berdampak pada akses data
yang lebih tinggi, keterlambatan/ penundaan membaca data (latency) yang lebih
rendah dan waktu pencarian data (seek time) yang jauh lebih cepat.
2.
Tidak
memiliki bising/ dengung (noise) mengingat tidak adanya komponen yang bergerak.
3.
Lebih
hemat daya listrik, meskipun untuk SSD berbasis DRAM masih diperlukan catu daya
yang cukup tinggi, namun jika dibandingkan dengan hard-disk konvensional masih
jauh lebih hemat energi.
4.
Lebih
kebal terhadap guncangan, getaran, dan temperatur yang tinggi.
5.
Dengan
kapasitas penyimpanan yang sama, SSD memiliki bobot yang lebih ringan dan
ukuran fisik yang lebih ramping jika dibandingkan dengan hard-disk biasa
(khususnya saat ini hingga ukuran penyimpanan 256 GB) sehingga lebih portable
untuk notebook dan mobile external storage.
6.
Karena
dapat menyimpan data meskipun catu daya tidak ada, kelak teknologi SSD ini jika
digabungkan dengan teknologi Memristor (Memory Transistor) membuka kemungkinan tercapainya pembuatan sebuah komputer
yang dapat dihidup-matikan layaknya sebuah televisi, sehingga istilah start-up,
shut down, hang, blue screen dan sejenisnya.